Ribuan Hektar Lahan Padi Memasuki Masa Akhir Panen Gadu
Indramayu,PN
Kabupaten Indramayu sebagai kawasan lumbung padi Jawa Barat, masih menjadi andalan dalam penyediaan stok pangan beras hingga saat ini.
Luas areal pertanian yang mencapai 180.000 hektar sangat memungkinkan mampu memproduksi padi lebih dari 1,3 juta ton setiap tahunnya. Meski bukan hal yang mudah untuk mewujudkan produksi pada dengan berbagai kendala yang masih menghadang, namun upaya keras petani telah membuahkan hasil. Pada musim tanam gadu 2020, langkah tepat dengan melakukan percepatan tanam, sehingga hampir sebagian besar lahan sawah gadu, berhasil panen dengan baik.
Pemantauan dilapangan, selain produksi yang mencapai rata-rata 6 s.d 7 ton setiap hektar bahkan beberapa areal mampu lebih besar dari itu, kualitas gabah pun jauh lebih baik dibanding pada musim rendeng.”Padi yang dihasilkan lebih berisi (bernas) dengan tingkat sosok rendah serta kadar air yang juga rendah, sehingga kualitas bertas yang dihasilkan pun lebih baik,” tutur Tohari,26 salah seorang petani Desa Pekandangan Kecamatan Indramayu.
Lahan sawah yang tidak kekeringan namun mendapat cukup pasokan air, menghasilkan produksi padi cukup bagus, sehingga petani bisa menikmati hasil panen ditengah kondisi pandemi covid 19 saat ini,” seolah menjadi pengobat kegelisahan ditengah pandemi, panen padi musim tanam gadu 2020 menghasilkan padi yang cukup bagus, sehingga petani mendapatkan in come penghasilan yang dibidang cukup lumayan,” tambah dia.
Berdasarkan pemantauan dilapangan, panen hampir berlangsung serempak disejumlah kecamatan diantaranya kecamatan Indramayu, Balongan, Karangampel, Wisadari, Lohbener, Jatibarang , widasari dan bangodua. Sementara untuk wilayah kecamatan Lelea, Kandanghaur dan Sukra serta beberapa wilayah kecamatan lain di Indramayu barat bahkan lebih awal sudah melaksanakan panen. Harga gabah pada saat panen gedung kali ini juga terbilang cukup bagus dan stabil, harga gabah kerinhg pingut berkisar 450.000,- s.d 500.000/kwintal kondisi ini tergantung dengan kualitas hasil penen bahkan ada yang bisa menembus 550.000,/kwintalnya.
Camat Kandanghaur Iim Nurochim, M.Si kepada Pelita news menjelaskan petani saat ini cukup mendapatkan pasokan air yang cukup sehingga tidak heran jika hasil penen juga cukup memuaskan,” untuk wilayah Kandanghaur yang meliputi sejumlah desa seperti Soge, Kandangahur, Karanganyar serta Desa Parean Girang, air didapat dengan keberadaan bedung karet kali perawan, yang menjamin pasokan pengairan yang cukup selama musim kemarau,| tandas dia.
Sementara itu di wilayah Kecamatan Jatibarang, seperti diungkapkan Camat Jatibarang Indra Mulyana M.Si panen gadu sudah berlangsung sejak awal september lalu, beberapa wilayah memang panen terlambat karena masa tanam yang mundur seiring dengan jadwal tanam rendang yang berlangsung April lalu, namun demikian kondisi ini tidak berpenmgaruh pada hasil panen gadu yang sudah dirasakan petani.” Jerih payah para petani dapat dinimkatis saat panen datang, yang jelas bila kondisi hujan sudah stabil maka petani sudah kembali mempersiapkan proses tanam selanjutnya sehingga panen bisa berkesinambungan,|” pungkasnya.**(san)