Kab.Indramayu, PN
Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu mendukung Kebijakan Gubernur Jawa Barat untuk meliburkan siswa sekolah mulai jenjang PAUD hingga perguruan tinggi selama 14 hari terhitung tanggal 16 – 29 Maret 2020. Kebijakan tersebut menindaklanjuti instruksi Presiden RI, Joko Widodo untuk memutus rantai penyebaran virus corona COVID-19 dilingkungan sekolah.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu, H. Suhaeli mengaku sepakat siswa sekolah diliburkan. Menurutnya meliburkan siswa selama 14 hari kedepan tidak masalah dan tidak ada artinya jika dibandingkan dengan keselamatan generasi penerus bangsa.
“Apalah artinya libur sekolah selama 14 hari jika dibandingkan dengan nyawa para generasi bangsa. Intinya, libur sekolah itu sebuah upaya penyelamatan yang dilakukan pemerintah,” kata dia sebelum memberikan materi saat rapat rutin Disdik Indramayu di Aula Disdik kabupaten setempat, Senin (16/03/2020).
Dikatakan, salah satu tujuan libur sekolah selama dua pekan kedepan untuk mengantisipasi penyebaran/memutus rantai virus Corona dilingkungan sekolah seperti kontak fisik antar siswa, menghindari keramaian dan lainnya. Karena menurutnya, waktu 14 hari itu mampu menghentikan laju penularan Covid-19, mampu menyelamatkan ribuan orang. Kenapa demikian kata mantan Kadisdik Indramayu ini, karena ketika siswa kontak dengan apapun yang bisa menginfeksinya dengan Covid-19, maka harus ditunggu 14 hari, jika tidak terjadi apa-apa maka siswa itu bisa dikatagorikan aman.
“Kebijakan libur sekolah untuk memutus rantai penularan Covid-19, namun itu akan berhasil jika semua siswa yang diliburkan itu tetap tinggal di rumah masing-masing selama 14 hari kedepan,” sarannya.
Suhaeli menyebutkan, kenapa dirinya mendukung instruksi presiden untuk meliburkan siswa sekolah selama 14 hari karena merebaknya virus corona-Covid-19 masuk situasi darurat. Situasi darurat itu bukan saja dalam kondisi perang tetapi merebaknya virus Corona juga masuk kategori darurat. “Hilangkan skat-skat politik, mari kita bersama-sama memerangi virus corona karena virus dimaksud merupakan musuh bersama dan harus diperangi secara bersama-sama,” tandasnya.
Ia mencontohkan, apabila berbicara soal materi Kerajaan Arab Saudi mungkin salahsatu negara yang menaggung kerugian besar pasalnya dengan ditundanya pemberangkatan jamaah umroh berapa triliun dari devisa yang tidak jadi masuk ke kas kerajaan tersebut. Karena, hampir semua negara ditunda keberangkatannya karena berkaitan dengan nyawa manusia. “Apalagi hanya meliburkan sekolah,” kata dia.
Setelah 14 hari pasca libur sekolah kemudian masih ada indikasi penyebaran virus corona maka tidak menutup kemungkinan libur sekolah akan dievaluasi kembali. Kemudian ketika hasil evaluasi itu harus meliburkan kembali dan secara kebetulan waktunya bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Ia menegaskan tidak masalah dan waktu UNBK bisa digeser. “Nyawa generasi bangsa lebih utama dari pada UNBK. “Pelaksanaan UNBK waktunya bisa digeser,” tegasnya. (01/san)