Pelita News | Cirebon Timur – Pemerintah Desa Susukanlebak, Kecamatan Susukanlebak bersama kelompok tani melaksanakan rembuk tani tahunan, bertempat di Balai Pertanian Desa Susukanlebak, Senin (29/9/2025). Rembuk tani tahunan sendiri merupakan forum musyawarah rutin di tingkat kelompok tani untuk membahas permasalahan, tantangan, dan peluang pertanian, sekaligus merencanakan strategi dan program kerja untuk satu tahun ke depan guna meningkatkan kesejahteraan petani dan hasil pertanian.
Pantauan Pelita News, dalam kegiatan tersebut dihadiri Kuwu Desa Susukanlebak, Koordinator BPP Kecamatan Susukanlebak, PPL Susukanlebak, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Susukanlebak dan 4 kelompok Tani. Selain itu, pada kegiatan ini juga sebagai input data RDKK tahun 2026.
Kuwu Desa Susukanlebak, Ahmad Jaelani mengatakan, rembuk Tani merupakan ruang bagi para petani, pemangku kepentingan, pemerintah, dan pihak terkait untuk berkumpul, berdiskusi, serta mencari solusi bersama mengenai isu-isu pertanian. Pada forum ini, berbagai gagasan, usulan, hingga kritik dari petani di lapangan dapat diakomodasi dan dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan program di sektor pertanian.
“Tidak hanya itu, dengan kegiatan rembuk tani ini juga bisa dijadikan ajang pertukaran informasi mengenai teknologi pertanian terbaru, metode bercocok tanam yang lebih efisien, hingga cara menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim yang mempengaruhi hasil pertanian,“ terangnya.
Lanjut ia katakan, rembuk tani memiliki sejumlah tujuan yang beragam dan sangat penting dalam konteks pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Salahsatunya meningkatkan partisipasi petani dalam pengambilan keputusan, menyelesaikan permasalahan pertanian, memperkuat kerjasama antara petani, pemerintah, dan swasta serta peningkatan kapasitas dan pengetahuan petani.
“Rembuk Tani bukan hanya sebuah pertemuan biasa, tetapi merupakan sebuah wadah strategis untuk memperkuat sektor pertanian di Indonesia,“ tambah Jaelani.
Melalui dialog yang konstruktif dan kolaboratif antara petani, pemerintah, serta sektor swasta, Jaelani meyakini berbagai masalah pertanian akan dapat diselesaikan dengan lebih efektif. Selain itu, manfaat jangka panjang berupa peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani menjadi salah satu alasan mengapa Rembuk Tani sangat penting bagi pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia.
“Dengan begitu, Rembuk Tani bukan hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sebuah langkah strategis untuk memastikan pertanian Indonesia tetap maju dan mampu bersaing di tengah tantangan global,“ ujarnya. @Ries