Kabupaten Cirebon,PN
Pembangunan pendopo makam Ki Buyut Brajageni dan Ki Brajaungkara yang ada di blok Makam Kroya Desa Pegagan Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon yang diduga dibangun di tahun 2020 diduga merupakan proyek siluman, pasalnya pembangunan tahun 2020 yang menggunakan anggaran Dana Desa (DD) tahun 2020 diduga hingga saat ini belum ada pelaksanaan pembangunan, namun hal yang berbeda pembangunan di desa tersebut, pembangunan pendopo sudah berdiri ditengah-tengah area pemakam yang ada di Desa Pegagan.
Menurut informasi yang dihimpun Harian Pelita News, pembangunan pendopo makam di Desa Pegagan diduga dilaksanakan sebelum Ramadhan 1441 H (tahun 2020), selain itu juga diduga kuat terdapat salah satu bahan material pada pembangunan tersebut menggunakan material dari lokasi sekitar, sehingga dikhawatirkan salah satu item yang pada pembangunan itu dimasukan pada penggunaaan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan pendopo makan tersebut.
Selain itu juga pada saat pembangunan tersebut diduga kuat tidak ada papan proyek sehingga anggaran maupun sumber anggaran pembangunan pendopo tersebut masyarakat diduga kuat tidak mengetahui.
Dengan adanya hal tersebut Kuwu Desa Pegagan Alfan Mashadi diduga kuat tidak mengindahkan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik, sehingga dengan adanya hal tersebut pembangunan pendopo makam Ki Buyut Ki Brajageni dan Ki brajaungkara yang ada di blok Makam Kroya Desa Pegagan patut dipertanayakan.
Menurut masyarakat yang namanya enggan dipublikasikan mengatakan belum lama ini, pembangunan pendopo makam Ki Buyut Ki Brajageni dan Ki Brajaungkara yang diduga menelan anggaran hingga 180 juta, namun menurutnya pembangunan tersebut diduga tidak mencapai anggan yang seperti didugakan.
“katanya sih anggaran mencapai Rp.180 juta, itu tidak sampai Rp.180 juta,”katanya.
Dia juga mengnyebutkan, terdapat material yang dimanfaatkan untuk pembangunan tersebut, sehingga ketika anggaran Rp.180 juta untuk pembangunan pendopo makam tersebut dirinya duga tidak sampai.
“kan material ngambil dari situ kaya kayu, jadi kalau anggarannya sampai Rp.180 tidak sampai, kalau target saya yang biasa dibangunan maksimal Rp.100 juta sudah bisa,”tambahnya.
Pembangunan pendopo, diungkapkannya diduga kuat terjadi pembengkakan anggaran.
“itu termasuknya ada pembengkakan anggaran”paparnya.
Diungkapkannya pada saat pelaksanaan pekerjaan papan proyek pekerjaan juga diduga tidak ada disekitar lokasi pekerjaan.
Ketika hendak dikonfirmasi Kuwu Desa Pegagan Alfan Mashadi terkait pelaksanaan pekerjaan pembangunan pendopo makam Ki Buyut Ki Brajageni dan Ki Brajaungkara di Desa Pegagan belum lama ini, menurut salah satu perangkat desanya Alfan Mashadi sedang sibuk.
“banyak tamu yang nunggu, kayanya PakKuwu belum bisa diganggu,”(K/N)