Indramayu,PN
Ribuan hektar lahan sawah musim tanam gadu di kabupaten Indramayu dalam sepekan ini, sudah mulai panen. Kondisi ini sekaligus menjadi “pengobat” penat masyarakat ditengah pandemic covid 19.
Panen gadu yang sudah berlangsung sejak pertengahan Agustus 2021 ini, membuat masyarakat Indramayu khususnya kelangan petani bisa sedikit benafas lega, karena diperolehnya penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari -hari.” Panen gadu tahun ini memang cukup lumayan, harga gabah kering (GKG) kisaran Rp.520.000 s.d 530.000,-/kuintalnya, entah kalau sudah belangsung panen raya gadu, mungkin saja turun,” tutur Wista (60) warga Desa Kongsijaya Kec.Widasari.
Ia menambahkan, kondisi harga tersebut dianggap ideal mengingat harga pupuk yang sudah cukup tinggi telebih bila melihat harga obat-obatan pertanian yang tak pernah turun.” Harga pupuk urea sejak musim rendeng sudah mencapai Rp.600.000,-/kuintalnya belum lagi harga obat-obatan pertanian lainnya, kalau harga gabah jatuh jelas petani mengalami kerugian,” tutur dia.
Untuk menambah penghasilan, para petani saat ini sebagian memilih untuk menjual gabah dalam kondisi kering atau GKG sehingga harga jual masih cukup tinggi,” Penjualan gabah kering memang menjadi pilihan sebagian besar petani, karena lebih mahal, selain cuaca kemarau saat ini yang cukup mendukung karena terik matahari yang bagus,” ungkap dia.
Sejumlah wilayah di Indramayu yang sudah mulai panen gadu hasil pemantauan Pelita News di lapangan diantaranya di wilayah kecamatan Sindang, Pasekan, Widasari, Lohbener, Kandanghaur, Gabuswetan dan sebagian di wilayah Sukra.” Panen sudah mulai merata di sejumlah wilayah kecamatan di Indramayu, memang secara keseluruhan hasilnya cukup baik, memang ada yang dilaporkan terserang hama namun jumlahnya tidak telalu besar,” tutur Sutatang, KTNA Indrmayu.
Panen padi bagi masyarakat sentra pangan pantura Indramayu, memang menjadi harapan ditengah kondisi sulit saat ini . Hal ini setidaknya mengurangi dampak pandemi covid 19 yang menyebabkan sebagian perekonomian masyarakat lesu, bahkan beberapa aspek kehidupan nyaris lumpuh, setidaknya petani masih bisa bernafas lega.**(ichsan).