Kabupaten Cirebon,PN
Warga Desa Citemu melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Citemu Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, tuntut atau Keluhkan PLTU Cirebon (PT. Cirebon Elektrik Power), berdasarkan hasil musyawarah anatara warga dan BPD Desa Citemu yang dilaksanakan pada (24/05) lalu, menghasilkan beberapa tuntutan dan keluhan warga yang mayoritas merupakan warga nelayan Desa Citemu.
Menurut Lukman Nurhakim Ketua BPD Desa Citemu kepada Harian Pelita News beberapa waktu lalu mengatakan, PT.CEP dirasanya kurang memperhatikan nasib warga nelayan Desa Citemu, dibandingkan nasib warga desa lain yang dirasanya selalu diakomodir terutama saat perekrutan tenaga kerja diperusahaan itu.
“perekrutan pekerja, pihak nelayan Kami disepelekan Cuma dikasih kuota Cuma 3 orang, sedangkan desa-desa lain yang diduga tidak terkena imbas dari PLTU mendapatkan kuota diatas 100 tenaga kerja, contoh Desa Kanci hampir 300 orang yang kerja, Waruduwur 100 pekerja lebih,”katanya.
Bukan hanya itu, Lukman Nurhakim yang biasa disapa Lukman membeberkan, bukan hanya kurang perhatian terhadap warga Desa Citemu terkait penyerapan tenaga kerja, akan tetapi banyaknya lahan yang berada diwilayah Desa Citemu yang saat itu sedikitnya bisa menyerap tenaga kerja dan lokasi laut yang bisa diambil hasil tangkapnya, ketika berdirinya PLTU Cirebon (PT. Cirebon Elektrik Power), bahkan Lukman juga sampaikan hasil tangkap dilaut sekitar PLTU Cirebon sudah sangat sulit didapat.
“bukan hanya hasil laut yang sulit didapat dilokasi itu, akan tetapi pengusaha tambak udang maupun tambak ikan sudah tidak ada sama sekali diwilayah Desa Citemu sudah tidak ada, tambak garam saja saat ini kondisinya sudah kembang kempis sejak adanya PLTU,”bebernya.
Sebelum PLTU Cirebon berdiri, Lukman menambahkan, ketika nelayan Desa Citemu mengalami kesulitan mengambil hasil tangkap di tengah laut, nelayan Desa Citemu bisa mendapatkan hasil tangkap dipinggir laut itu, akan tetapi kembali lukman sampaikan, saat ini nelayan Desa Citemu sudah tidak bisa lagi mendapatkan hasil lautnya dipinggir laut itu sejak berdiri dan beroperasinya PLTU Cirebon.
“laut yang ada disekitaran PLTU sudah tidak ada lagi hasil yang bisa diambil oleh nelayan Desa Citemu, tidak seperti dulu laut tersebut, sebelum ada PLTU nelayan bisa mengambil hasil laut, seperti kerang hijau, maupun kerang-kerang lainnya yang ada di pinggir laut itu, tapi sekarang tidak bisa nggak tahu apa karena effek airnya atau apa saya juga tidak tahu,”tambahnya.
Lukman menginginkan adanya perhatian khusus pihak PT.CEP untuk warga dan nelayan Desa Citemu, terlebih aka nada dua PLTU dilokasi yang hampir berdekatan, sehingga dikhawatirkan bisa memberikan dampak baru bagi nelayan Desa Citemu.
“yang diinginkan adanya perhatian khusus terutama untuk nelayan dan warga Desa Citemu, karena kami mengharapkan sekali,”ungkapnyanya.
Adanya surat yang dilayangkannya merupakan bentuk protes Warga dan Nelayan Desa Citemu, Lukman paparkan protes yang dimaksud yakni warga menginginkan adanya perhatian dan bantuan yang bisa menyentuh warga dan nelayan yang diduga terimbas oleh PLTU Cirebon, sehingga bantuan yang dimaksud bisa menopang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan.
“tuntutan Kami, tolong perhatikan fasilitas-fasilitas untuk nelayan, Koperasi Usaha Bersama (KUB) Nelayan, karena kita mengharapakan ketika ada perusahaan besar seperti PLTU bisa menopang kebutuhan dan kemajuan nelayan desa yang terimbas perusahaan, bukan sudah berdiri, warga (Desa) penyanggah ditelantarkan,”paparnya.
Diakui Lukman, terdapat beberapa bantuan yang diberikan oleh pihak PT CEP kepada warga Desa Citemu, salah satunya bantuan sumur Bor (sumur Pantek), namun terdapat hal lagi yang diinginkan oleh warganya yakni PT CEP seharusnya menanyakan secara langsung kebutuhan prioritas warga dan nelayan Desa Citemu, sehingga bantuan yang diberikan bisa mengarah pada kebutuhan prioritas.
“hanya memberikan bantuan-bantuan seperti sumur bor (sumur pantek), Kami hanya ikut dengan program yang diberikan saja, dan Kami tidak pernah ditanyakan apa kebutuhan nelayan, sehingga nelayan sendiri kurang merasakan,ucap Lukman.
Lukman Nurhakim selaku Ketua BPD Desa Citemu kembali utarakan harapannya agar PLTU Cirebon (PT.Cirebon Elektrik Power) bisa lebih memperhatikan kembali nasib warga dan nelayan Desa Citemu yang mengharapkan bisa menyediakan lebih banyak lagi rekrutmen tenaga kerja yang berasal dari Desa Citemu.
“saya minta tolong, perhatikan nasib warga Desa Citemu yang mau ikut bekerja, hanya satu hingga dua tahun sekali, masa tidak bisa diperhatikan anak-anak nelayan yang mau bekerja,”harapnya.
Sebagai perusahaan besar, PT.Cirebon Elektrik Power dinilainya wajib menggelontorkan CSR (Corporate Social Responsibility), sehingga Lukman mempertanyakan anggaran dana CSR dari pihak PT.Cirebon Elektrik Power disetiap tahunnya.
“karena CSR juga ada dananya, saya nggak ngerti program PLTU, bantuan yang digelontorkan apa dari CSR atau dari mana kami tidak mengerti, kami tanyakan dana CSR nya untuk apa dan kemana,”tanya Lukman.
Dia juga menegaskan, ketika layangan surat pertama tidak diindahkan, tidak menutup kemungkin Lukman sampaikan, warga dan nelayan Desa Citemu akan melakukan aksi yang berbeda untuk PLTU Cirebon (PT.Cirebon Elektrik Power), dengan harapan aksinya tidak dimanfaatkan oleh oknum tak bertangggungjawab.
“Desa Citemu termasuk di zona 1, ketika surat pertama tidak diindahkan, kami akan kirim surat kedua ke PT.CEP, dan ketika masih belum ada respon kemungkinan besar kami akan lakukan aksi dilaut (demo dilaut), kenapa demo dilaut karena kami tidak mau disusupi oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan,”tegasnya.(Sur)