Pelita News Indramayu
Hari Bahasa Ibu Internasional (Dina Basa Mimi Sejagat) 2024 merupakan perwujudan kepedulian para seniman dan budayawan serta masyarakat dalam memberikan edukasi pelestarian budaya daerah kepada masyarakat.
Peringatan Dinas Basa Mimi Sejagat diselenggarakan oleh Lembaga Basa Lan Sastra Daerah (LBSD) Indramayu, Rabu (21/12/2023), bertempat di Gedung Guru Graha Widya PGRI Kecamatan Juntinyuat kabupaten Indramayu.
Dalam sambutanya Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina yang disampaikan Kepala Bidang Kebudayaan pada Disdikbud Kabupaten Indramayu, Uum Umiyati mengatakan, pihaknya mengapresiasi dan merasa senang dengan adanya peringatan Dina Basa Mimi Sejagat tahun 2024 ini.
Saat ini seni budaya Indramayu sudah di daftarkan ke Provinsi Jawa Barat dan sudah disetujui sebagai budaya nasional sebanyak 4 (empat) seni budaya Indramayu yaitu adat Memitu (tingkeban), Adat Unjungan, Seni Sandiwara serta Adat Baritan.
Uum menambahkan, Pemerintah Kabupaten Indramayu juga akan menyelenggarakan peringatan serupa tingkat kabupaten dan mengajak kepada seluruh masyarakat, seniman dan budayawan untuk rukun, kumpul guyub bersama-sama menjaga dan melestarikan seni budaya yang ada di Indramayu.
“Mari bersama-sama kepada masyarakat terutama generasi muda Indramayu untuk selalu menjaga dan melestarikan seni budaya Indramayu terutama seni budaya yang hampir punah,” ungkapnya.
Sementara Ketua Pelaksana Supali Kasim menyampaikan, Hari Bahasa Ibu Internasional merupakan hasil keputusan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang merupakan organisasi Internasional yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan menetapkan tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.
Acara yang digelar tersebut merupakan kegiatan dari para seniman dan budayawan Indramayu yang tergabung dalam Lembaga Basa dan Sastra Daerah (LBSD) Indramayu yang merupakan agenda rutin setiap tahun.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kembali bahwa salah satu kebudayaan daerah itu adalah bahasa ibu atau bahasa daerah dan merasa bangga mempunyai kekayaan bahasa daerah Dermayu. Bahasa daerah selain sebagai alat komunikasi juga dapat diekspresikan dalam berbagai macam aktivitas antara lain bisa berupa sastra, pantun, bercerita/dongeng juga bisa berupa tembang dan alih wahana berupa tari dan musik.
“Dengan adanya peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (Dina Basa Mimi Sejagat) tahun 2024 ini kita mengingatkan kembali bahwa betapa pentingnya bahasa daerah itu karena dengan adanya bahasa daerah di suatu daerah seperti Bahasa Jawa Indramayu komunikasi menjadi dekat dan tidak ada jarak dalam bermasyarakat,” ungkapnya.
Pada kegiatan tersebut diisi penampilan seni dan budaya oleh pelajar, guru, mahasiswa dan sanggar seni budaya dengan berbahasa Indramayu antara lain maca puisi, maca cerita, maca parikan tari dolanan, tari srimpi, tari topeng, tari tayub, tari kontemporer, bodoran, sintren serta penampilan tembang macapat dan sinden oleh mimi Wangi Indriya.
Kemudian ditampilkan pula demo lukis oleh pelukis ekspresionis Indramayu Arifin Riyanto, akusitik tarling dari mahasiswa STKIP NU Indramayu, wayang golek cepak dalang Ki Anom Shopip, maca cerita oleh Ucha M. Sarna serta diiringi gamelan sanggar Gema Karya Juntiyuat. (Duliman)