Indramayu,PN
Masyarakat nelayan di wilayah Eretan Kec.Kandanghaur Indramayu, mengaku tidak terpengaruh dengan pandemi corona yang melanda saat ini, meski tetap mengaku kawatir atas wabah mematikan tersebut.
Yang dimaksud tak terpengaruh, dimaksudkan mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasa, melaut untuk mencari ikan tangkapan.” Kami tetap melakukan penangkapan ikan di laut, bila kondisi cuaca memungkinkan tetap berangkat melaut,” tutur Wasdi, 47 nelayan asal Eretan kepada Pelita News.
Tidak melaut, berarti tak berpenghasilan maka dapat dipastikan keluarga akan pusing memikirkan kebutuhan hidup sehari-hari. Terlebih ditengah kondisi bulan suci Ramadhan, yang dirasakan kebutuhan hidup cukup tinggi.” Bulan ramdahan, kebutuhan hidup justru semakin tinggi dibanding pada kondisi hari biasanya, entah kenapa yang jelas biaya belanja jauh lebih besar,” ungkapnya.
Ditengah meningkatnya kebutuhan hidup, serta pandemi covid 19 hasil tangkapan seolah kurang bersahabat, pasalnya diakui para nelayan hasil tangkapan ikan juga kurang bagus.” Bulan puasa memang hasil tangkapan tidak terlalu bagus, bahkan hasilnya kadang hanya bisa menutupi kubutuhan operasional saja,” keluh dia.
Meski demikian para nelayan di wilayah ini, tetap berangkat melaut untuk mengadu nasib mencari ikan di lautan, meski dengan kekawatiran mewabahnya corona di keluarga mereka,” Ya kalau kawatir sih pasti, dengan wabah corona, terutama keluarga yang ditinggalakan takut tertular virus namun bagaimana lagi kami harus mencari nafkah ke laut, mudah-mudahan kita semua bisa terhindar dari penyakit tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, menurunya daya beli masyarakat akibat dampak corona juga menyebabkan angka penjualan ikan hasil tangkapan juga menurun. Bahkan sejumlah juragan mengaku permintaan ikan di pasaran menurun, termasuk dampak penghentian ekspor hasil tangkapan ikan di Jakarta.” Kalau permintan dari Jakarta masih terhenti, jelas kami mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil ikan olahan, beberapa jenis ikan olahan seperti ikan asin Jambal cenderung terus mengalami penurunan,” tutur Suwandi, 53 pengusaha asin di Kawasan muara Eretan.
Perusahannya, kini hanya memenuhi kebutuhan local dari beberapa wilayah seperti Cirebon, Tegal, serta Kerawang yang jumlahnya tidak terlalu besar, dibanding pada kondisi normal sebelum corona mewabah di Indonesia.” Ya paling hanya permintaan beberapa wilayah yang jumlanya tidak terlalu besar, sementara belum terbukanya kran ekspor ikan ke beberapa negara, menyebabkan permintaan eksportir dari beberaoa kota besar Surabaya , Semarang maupun Jakarta untuk sementara masih terhenti,” pungkasnya.**( san)