Indramayu.PN
Gerakan Mahasiswa Naisonal Indonesia (GMNI) Indramayu gelar aksi demo ke Pemerintah Kabupaten Indramayu, dalam aksinya memperjuangkan nasib petani agar tidak menjadi buruh terlantar demikian disampaikan kordinator aksi demo Riyanto .Kamis (23/09).
Aksi mahasiswa yang tergabung pada GMNI , menuntut Pemkab Indramayu untuk memperhatikan nasib para petani agar tidak menjadi buruh yang terlantar, karena para petani dalam kondisi yang hidup segan mati tak mau, hal ini dihadapkan sulitnya mendapatkan pupuk baik subsidi maupun non subsidi. Para petani di Indramayu saat ini sedang menjerit lantran susahnya mendapat pupuk tersebut diatas.
Menurut Korlap aksi , Riayanto penghasilan para petani di musim tanam tahun 2021 sangat memperihatinkan, dimana biaya produksi dengan pengjasilan lebih besar biaya produksi (besar pasak dari pada tiang ….red). Menyikapai kelangkaan pupuk baik pupuk subsidi atau non subsidi menurut , pemerintah dalam hal ini dinas terkait disinyalir kurang kontrol atau pengawasan atas alur pupuk bersubsidi
Dimana para petani sangat kesulitan dalam memperoleh pupuk tersebut, bahkan lalu pun ada harganya tidak sesuai aturan pemerintah.
Parahnya lagi kelangkaan pupuk non subsidi hampir dialami semua petani , diduga ada permainan oknum yang sengaja menimbun pupuk non subsidi sehingga kendati pupuk tersebut ada harganya cukup melambung. Hal ini yang membuat para petani di Indramayu mengalami kerugian akibat mahalnya pupuk, sehingga antara biaya produksi dengan hasil panen tidak seimbang . ” Bisa dibayangkan hasil penjualan gabah hasil panen dengan harga pupuk lebih tinggi dari harga pupuk ” ujar para pendemo .
Dijelaskan, dengan kondisi seperti ini para demonstran meminta kepada pemerintah kabupaten Indramayu agar serius mengawasi peredaran pupuk ber subsidi maupun non subsidi, jika hal ini pemerintah tidak segera mengbil sikap tegas maka para petani akan menjadi buruh yang terlantar,” kami minta pemerintah agar memperhatikan nasib para petani ” pungkas korlap aksi (duliman)