Indramayu, PN
Untuk memastikan dampak social dan dampak lingkungan imbas terbakarnya 4 tangki Kilang T-301 E, F, G dan H milik PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan pada Senin, 29 Maret 2021 dini hari lalu terdata dengan akurat, Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustina mengeluarkan SK “Pembentukan Tim Penanggulangan Dampak Sosial dan Lingkungan Akibat Kebakaran Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan Kabupaten Indramayu”.
Tim survai yang beranggotakan SKPD terkait dilingkungan Pemkab, Pertamina Balongan, unsur Kodim 0616, unsur Kepolisian, unsur Kejaksaan, Camat Balongan dan Kuwu serta diketuai Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra ini diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pendataan dampak social dan dampak lingkungan salahsatunya bangunan/properti milik warga di 5 desa terdampak.
Untuk mempercepat kerja tim, tim survai dibagi menjadi 18 kelompok. Tim yang membidangi penanggulangan darurat bencana dikoordinatori Kepala Dinas Sosial dan bidang penanganan dampak lingkungan hidup dikoordinatori Kepala Dinas Lingkungan Hidup.
Ketua Tim, Maman Kostaman mengatakan tim verifikasi langsung diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pendataan. Ia belum bisa merinci berapa banyak rumah/bangunan/property yang rusak itu, karena banyak pihak yang mengklaim rumahnya rusak imbas kebakaran kilang. Sementara berdasarkan info dari camat setempat ada 2.600 unit. Untuk kepastiannya maka dilakukan verifikasi dan verifikasi itu ditargetkan selesai sebelum puasa selesai.
“Tim dibagi menjadi 18 kelompok dan langsung diterjunkan kelapangan untuk mendata rumah warga. Pendataan rumah diklasifikasi tergantung jenis kerusakannya. Rusak berat, sedang dan rusak ringan. Untuk biaya perbaikan rumah ditanggung Pertamina,” kata dia diruangannya usai rapat tim verifikasi, Senin (5/4).
Dikatakan, sebelum tim verifikasi dibentuk, sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi terhadap warga terdampak di 5 desa yakni Desa Balongan, Tegalurung, Sukaurip, Sukareja dan Desa Majakerta. Dalam sosialisasi itu, sambungnya, ada aspirasi dari masyarakat agar infrastruktur publik seperti mushala, masjid agar didahulukan karena akan dipakai kegiatan ibadah tarawih.
Aspirasi itu kata Maman, sudah diinformasikan ke pihak Pertamina. “Kami berharap tempat ibadah sudah selesai diperbaiki sebelum bulan puasa,” harapnya.
Ditambahkan, sejauh ini warga terdampak masih di pengungsian. Ia belum bisa memprediksi sampai kapan. Pihaknya masih menunggu tim assessment Pertamina melakukan kajian secara teknis. “Hasil itu nanti akan dirilis Pertamina. Sekarang tim assessment masih melakukan pengkajian,” tambahnya. (saprorudin).