Indramayu, PN
Keberadaan Taman Kehati (Keanekaragaman Hayati) dinilai Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustian semakin di hati. Pasalnya taman ini selain dihuni Rusa Jawa (Rusa Timorensis) yang merupakan satwa langka dan sebagai tempat penangkaran juga banyak ditumbuhi jenis tanaman langka lainnya. Sehingga tidak berlebihan jika taman tersebut sebagai wahana sarana edukasi flora dan fauna bagi masyarakat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Polytama Propindo yang telah mengembangkan Taman Kehati. Di taman ini selain dihuni satwa langka jenis Rusa Timorensis juga berbagai tanaman langka lainnya. Ini sangat bermanfaat dan sebagai edukasi bagi masyarakat Indramayu. Dan bertepatan dengan momen peringatan HUT ke-76 RI Penangkaran Rusa Timorensis di Taman Kehati diresmikan,” kata Nina Agustina usai peresmian, Selasa (17/08).
Menurutnya, seiring dikembangkannya Taman Kehati, semoga kedepannya akan jauh lebih baik lagi dan harapannya bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal lainnya Kota Mangga Indramayu bisa lebih di kenal secara luas oleh masyarakat Jawa Barat dan Indonesia.
“Berkat sinergi antara Pemkab Indramayu dan Polytama, kita punya tempat edukasi flora dan fauna,” sebut putri mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da’i Bachtiar ini.
Ia pun menyinggung rencana akan dibangunnya Mini Zoo, namun lokasinya tidak disini (Taman Kehati). Alasannya karena menurut penuturan Prof. Riset. Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si tidak bisa disatukan karena kehadiran binatang buas seperti harimau akan membuat kawanan rusa stres.
Diketahui, Taman Kehati merupakan hasil revitalisasi Hutan Kota Kayu Putih yang terletak di Jalan Pahlawan, Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu dengan total luas area sekitar 3,83 hektar. Taman tersebut memiliki daya tarik tersendiri salah satunya adanya Rusa Timorensis yang merupakan satwa langka dan mengelola sebuah penangkaran rusa, dimana didalamnya terdapat konservasi 9 Rusa Jawa (Rusa Timorensis), diantaranya adalah 5 ekor jantan dan 4 ekor betina.
Taman Kehati diresmikan pada bulan Oktober 2019, taman tersebut merupakan satu-satunya wetland (lahan basah) yang berada di Kabupaten Indramayu dan keberadaannya dapat diakses oleh masyarakat umum. (saprorudin)