Pelita News | Kabupaten Cirebon. – Penunjukan Sophi Zulfia sebagai Ketua DPRD Kabupaten Cirebon periode 2024-2029 memicu berbagai reaksi di kalangan kader PDIP dan pengamat politik. Ade Riyaman, salah satu kader dan pengamat, menyoroti sejumlah Pekerjaan Rumah (PR) dewan yang masih terbengkalai dan mempertanyakan kualitas pemimpin baru ini.
“Ketua DPRD seharusnya belajar dari pengalaman. Cirebon stagnan karena kurangnya fungsi dewan yang optimal,” ungkap Ade saat dikonfirmasi, Senin (30/9/2024). Ia menegaskan bahwa pemimpin dewan harus memiliki integritas dan kompetensi yang kuat untuk menjalankan tugasnya.
Ade juga meragukan keputusan partai yang dianggapnya tidak berdasarkan pertimbangan matang. “Ini bukan ajang coba-coba. Harus ada integritas dan kompetensi yang jelas,” tegasnya, meragukan apakah Sophi telah melalui uji kompetensi yang memadai.
Kekhawatiran Ade tidak berhenti di situ. Ia menganggap penunjukan Sophi bisa berdampak negatif terhadap Pilkada 2024, terutama dalam stabilitas internal partai. “Jika ini tidak sesuai dengan kompetensi, dampaknya akan dirasakan oleh semua kader,” tambahnya.
Penetapan Sophi sebagai Ketua DPRD sudah dipastikan setelah DPP PDI Perjuangan mengeluarkan SK pada 25 September 2024, yang ditandatangani oleh Megawati Soekarnoputri dan Hasto Kristiyanto. Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, Imron, mengonfirmasi hal tersebut dan berharap Sophi bisa berkontribusi positif untuk masyarakat.
Dengan sorotan tajam terhadap kepemimpinan yang akan datang, publik menantikan apakah Sophi Zulfia mampu memenuhi ekspektasi dan mengatasi tantangan yang ada, serta bagaimana dinamika internal partai akan terpengaruh ke depannya. @Bams