Pelita News, Indramayu – 7 Oktober 2023, Kabupaten Indramayu genap berusia 496 tahun. Usia yang sudah tidak muda lagi. Dan diusianya yang ke 496 Kota Mangga diharapkan semakin maju dan semakin berkembang.
Demikian dikatakan CEO Batching Plant PT. Taruna Beton Indramayu, H. Purnomo, S.Sos usai menghadiri Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Level 1 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, di Hotel Trisula, Senin (16/10/2023).
Purnomo juga mengingatkan agar Pemkab Indramayu bisa menarik para investor untuk menginvestasikan dananya di Bumi Wiralodra. Namun demikian menarik investor itu harus dibarengi dengan potensi lokal yang layak jual.
Caranya seperti apa kata dia, harus menyajikan unique selling point, apa sih keunggulan di Indramayu. Itu harus ditonjolkan baik dari sisi perizinan, bahan baku mudah, tenaga kerja murah, banyak angkatan kerja yang bisa digunakan.
“Sekarang, orang (investor) tidak tersentralistik di Jakarta atau kota-kota besar karena dengan adanya akses tol para investor sudah tersebar ke berbagai pelosok kabupaten/kota. Itu harus dimanfaatkan oleh Indramayu,” tegas Dewan Pembina HIPMI Indramayu ini.
Ia tidak menampik dibawah kepemimpinan Nina Agustina, banyak investor yang telah berdatangan ke Kota Mangga Indramayu.
Menurutnya, dengan banyaknya investor yang datang ke Indramayu semoga Kota Mangga semakin maju dan berkembang.
“Indramayu dengan usia yang sudah tidak muda lagi harus mampu menangkap itu. Jangan hanya jadi penonton, jangan hanya kaya dari sumber daya alam (SDA) namun sumber daya manusia (SDM) juga harus ditingkatkan. Intinya, ketika SDM kita baik dan mampu mengelola SDA dengan maksimal maka imbasnya adalah untuk kepentingan perekonomian masyarakat Indramayu itu sendiri,” ucapnya.
“Dirgahayu ke 496 Kabupaten Indramayu. Indramayu Tangguh, Ekonomi Tumbuh Menuju Ketahanan Pangan Mandiri,” ucap Purnomo.
Purnomo menambahkan, usaha saat ini sudah eranya digitalisasi bukan gaya-gaya kolonial (jadul) secara offline. Karena itu seorang pengusaha termasuk pelaku UMKM harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman atau kemajuan teknologi digital.
Ia juga menyinggung penutupan onlineshop sebenarnya bukan solusi yang paten. Mereka (pedagang offline) seharusnya di edukasi agar kemudian bisa bersaing dengan perkembangan teknologi yang ada. Karena menurutnya, sekarang arahnya sudah digitalisasi bukan offline lagi.
Ia tidak menampik pedagang offline sepi, karena sekarang marketnya 90 persen itu pasar online yang offline hanya 10 persen.
“Bukan hanya di Pasar Tanah Abang, Pasar Tegalgubug Cirebon, Pasar Jatibarang dan sebagainya namun gerai-gerai di pasar swalayan juga banyak yang tutup,” tambah Ketua Lembaga Perekonomian (LP) PWNU Jabar ini. (saprorudin)