Indramayu, PN
Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung di tempat wisata pada libur Natal 2021 dan tahun Baru 2022 (Nataru), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Indramayu Prov.Jawa Barat meminta para pengelola tempat wisata agar membatasi jumlah pengunjung dan menerapkan protocol kesehatan (porkes) Covid-19 secara ketat.
Kabid Pariwisata Disbudpar Indramayu, Hj. Ela Nurlaela Sari mengatakan meski pada saat libur Nataru saat ini tidak ketat seperti awal pandemic Covid-19 namun para pengelola tempat pariwisata tetap harus ketat menerapkan prokes 6M kepada pengunjung. Antisipasi itu kata dia untuk menghindari kerumunan.
“Jumlah pengunjung selain dibatasi juga bisa menunjukan kartu vaksin. Pengunjung dari luar kota harus mau di tes PCR dan pengunjung dari luar negeri atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari negara penempatan harus bisa menunjukan surat karantina,” kata Ela sapaan akrabnya, Jumat (24/12).
Ela memastikan tempat wisata pada malam tahun baru tutup dan secara kebetulan obyek wisata Tirtamaya dan Water Park Bojongsari masa pengelolaannya akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2021. “Pengelolaan mereka habis dan sesuai rencana mereka akan menyerahkan kunci pada akhir tahun pukul 17.00 WIB,” kata dia.
Disinggung mungkinkah prokes akan ketat diterapkan di tempat-tempat objek wisata, sementara para pengelola tidak tahu kalau pengunjung itu dari luar kota apa lagi baru pulang dari luar negeri. Ia menegaskan prokes harus diterapkan dan pengunjung harus ditanya mana kartu vaksinnya. Pengelola diminta agar ketat menerapkan prokes dan di tepat wisata sudah dipasang QR Code Peduli Lindungi dengan cara di scan. Untuk memastkan itu sambungnya, pihaknya selama Nataru sejak 25 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022 akan stand by di tempat-tempat wisata dan laporannya diminta oleh provinsi.
“Harus ketat yang belum vaksin di suruh putar balik. Sementara untuk mengurangi kerumunan bisa saja jam kunjungannya di jadwal missal kunjungan wisatawan dibatasi selama dua jam setelah itu gantian dengan pengunjung lainnya yang masih ada di luar. Seni pengaturan itu ada di para pengelola,” sebutnya. (saprorudin)