Indramayu,PN
Ribuan warga masyarakat di yang mendiami kawasan bibir pantai utara Indramayu, kini dihantui kekawatiran menjadi korban gelombang dan angin kencang yang kini kerap melanda kawasan tersebut.
Gelombang besar dan angin kencang menyebabkan sebagian bagunan semi permanen di wilayah pantai eretan Indramayu, bahkan di laporkan luluh lantah ambrok di sapu gelombang pasang dalam dua pekan teakhir ini.
Ketinggian gelombang yang mencapai 2 meter di laut utara berdampak dengan sapuan gelombang hingga ke bibir pantai, menyebabkan banyak bantunan yang terancam ambruk, bahkan beberapa diantaranya kini sudah habis tersapu gelombang karena mengalami abrasi.
Seperti di keluhkan warga di Desa Eretan Kulon selain ancaman gelombang besar dan air laut rob di sungai , menyebabkan genangan banjir hingga setinggi 50 cm di kawasan pemukiman Desa Eretan Kulon dan Wetan.
Kondisi ini diperparah dengan banjir kiriman akibat sungai di kawasan tersebut meluap. Sehingga menyebabkan genangan sulit surut sejak sepekan teakhir.” Kami sudah sepekan tergenang, telebih hujan tak kunjung reda, sehingga genangan banjir sulit surut, sedangakan bangunan di sekitar pantai juga rusak dan ambruk karena ditejang ombak pasang,” tutur Rasmadi, 46 warga Desa Eretan Kulon Blok muara.
Akibat gelombang besar juga menyebabkan sejumlah rumpon, trumbu karang buatan warga untuk mencari ikan hanyut, akibatnya nelayan rumpun mengalami kerugian puluhan juta rupiah.” Selain bangunan rumpun kami di sekitar kawasan pantai juga dilaporkan rusak dan hanyut terbawa gelombang laut yang kini mengalami badai besar,” ungkapnya.
Hingga saat ini, warga korban sapuan gelombang di kawasan bibir pantai utara Indramay mengaku belum mendapatkan bantuan.” Kami sangat membutuhkan bantuan dana untuk Kembali membangun rumah yang rusak akibat hantaan ombang serta rumpon sebagai usaha kami yang kini tak lagi bisa dibangun karena tidak adanya modal,” tambah dia.
Banjir dikawasan pantai juga menyebabkan ratusan hektar lahan budidaya lele, limpas sehingga ribuan ikan budidaya pun ludes tersapu banjir.” Usaha budidaya lele yang selama ini menjadi primadona air payaupun tak luput dari sapuan gelombang laut dan banjir kiriman, akibatnya petani mengalami kerugian puluhan juta rupiah,” tutur Samsuri salah seorang petani lele di wilayah tersebut.**(ichsan)