Brebes,PN
Pemerintah Kabupaten Brebes (Pemkab) akan menuntaskan permasalahan Tuberculosis (TBC) pada tahun 2028 atau lebih cepat dari target pemerintah pusat yang akan menuntaskan nya pada 2030. Hal tersebut disampaikan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH saat pertemuan Desa Siaga TBC Kabupaten Brebes, di Pendopo Bupati, Kemarin.
“Kami bertekad akan menuntaskan kasus TBC pada tahun 2028, lebih cepat dia tahun dari target pemerintah pusat,” tekad Bupati Idza.
Idza berkeyakinan, penyakit menular ini bisa diatasi bila semua sengkuyung, peduli dengan penderita untuk berani sembuh dan mencegah penularanya.
Penyakit TBC terjadi bukan hanya adanya masalah di sektor kesehatan saja, tapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan di sekitar tempat tinggal orang yang menderita TBC.
“Kita harus mengeliminasi semaksimal mungkin hingga tuntas di 2028,” tandas Idza.
Kabupaten Brebes, lanjutnya, masuk menjadi salah satu wilayah percontohan yang akan melakukan usaha penuntasan TBC dengan menggandeng langsung Kementerian Kesehatan RI.
Sebagai daerah terluas kedua se Jawa tengah setelah Cilacap, dengan 17 Kecamatan, 192 Desa dan 5 kelurahan dan jumlah penduduk yang padat perlu kerja ekstra keras.
“Permasalahan kesehatan di Brebes, perlu mendapatkan perhatian yang serius termasuk Tuberculosis (TBC),” tandas Idzs.
“Semua harus peduli, sebab salah satu faktor ketidaktahuan apa itu TBC, menjadikan masyarakat banyak yang tidak mengerti kalau dirinya terserang penyakit TBC,” ucap Idza.
Untuk itu Bupati Brebes berharap melalui forum ini akan muncul gerakan bersama dalam penuntasan TBC salah satu upaya yang dilakukan di dalamnya tentunya dengan memberikan wawasan pada Masyarakat tentang cara mengenali TBC itu sendiri.
Dirjen Penanganan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto mengatakan, program ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut rapat terbatas eliminasi TBC dan pencanangan Gerakan Bersama di sektor kesehatan.
Senada, Achmad Yurianto mengajak adanya gerakan bersama untuk menuntaskan TBC. Perlu adanya kerja sama dari lintas sektor guna melakukan pelacakan agresif untuk menemukan penderita TBC.
“Sesuai instruksi Presiden kita harus cari dan temukan untuk kemudian obati hingga tuntas” ujar Riyanto.
Kata Yuri, Indonesia menjadi negara terbesar ketiga dalam kasus TBC setelah China dan India.
Jumlah pengidap TBC di Indonesia, kata Yuri, sebanyak 840 ribu orang. Jumlah itu berdasarkan prediksi pihak Kemenkes terhadap kasus yang ada. Sementara jumlah pengidap yang berhasil di-notifikasi baru mencapai 550 ribu orang.
“Kalau di Indonesia angkanya 840 ribu orang, itu prediksi kita dari kasus yang ada. Tapi yang bisa di-notifikasi baru 550 ribu. Artinya masih banyak kasus yang belum ditemukan. Kalau belum diobati bisa menjadi sumber penularan di masyarakat. Ini yang kita kejar,” pungkas Yuri. (Ibnu Jibril).