Majalengka Pelita News
Sekelompok mahasiswa PPG PGSD Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) berhasil menginisiasi program transformasi buah lokal menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Proyek bertajuk PETA BUMI (Pemanfaatan Buah Menteng) yang dilaksanakan di Desa Padaherang Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka ini telah menghasilkan tiga produk unggulan berbahan dasar buah menteng khas Majalengka.
Kegiatan yang berlangsung pada Februari hingga April 2025 ini diketuai oleh Moh. Arifin bersama tim mahasiswa PPG PGSD UGJ lainnya. Workshop pengolahan buah menteng yang diadakan pada 22 Februari 2025 sukses menarik minat puluhan anggota komunitas milenial dan karang taruna setempat.
“Kami melihat potensi besar dari buah menteng yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Buah ini hanya dijual dalam bentuk segar dengan harga rendah, terutama saat panen raya,” ungkap Moh. Arifin, Ketua Proyek PETA BUMI.
Proyek ini menghasilkan tiga produk olahan yang inovatif dari buah menteng yang diantaranya Sirup Menteng – minuman segar dengan cita rasa unik yang diolah dari sari buah menteng.
Kemudian Permen Jelly Menteng – makanan ringan sehat yang memanfaatkan tekstur kenyal dan rasa manis asam khas buah menteng, dan yang ketiga yakni Lilin Aromaterapi Anti Nyamuk – produk ramah lingkungan yang memanfaatkan limbah kulit menteng sebagai pengusir nyamuk alami.
“Yang menarik dari proyek ini adalah pendekatannya yang zero waste. Hampir semua bagian buah menteng dimanfaatkan, mulai dari daging buah hingga kulitnya,” jelasnya.
Eva Novita Khairani, koordinator acara PETA BUMI mengatakan manfaat kesehatan buah menteng yang menjadi bahan baku utama produk ini memiliki berbagai khasiat kesehatan, selain itu nuah ini kaya akan vitamin C, serat, mineral seperti kalium dan fosfor, serta flavonoid yang bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif.
“Kandungan nutrisi dalam buah menteng sangat baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mendukung kesehatan pencernaan, dan menjaga kesehatan tulang,” terang Annisa.
Fajar Rahmawati, salah satu anggota tim turut menjelaskan dampak ekonomi dan sosial dari program PETA BUMI tidak hanya menghasilkan produk inovatif, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat Majalengka, khususnya di Desa Padaherang. Adanya workshop yang diadakan telah memberikan keterampilan baru kepada karang taruna dan komunitas milenial setempat untuk mengolah buah menteng menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
“Melalui program ini, kami berharap dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama petani menteng di Majalengka,” ujar Faiza Nur Amalia.
Putri, Bendahara selaku proyek mengucapkan banyak dukungan dan tanggapan positif pada
Proyek ini dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Desa Padaherang dan masyarakat setempat. “Ini adalah terobosan yang sangat bagus untuk mengangkat potensi lokal daerah kita. Buah menteng yang selama ini kurang diperhatikan, kini bisa menjadi ikon Majalengka,” kata Kepala Desa Padaherang.
Setelah keberhasilan workshop, tim PETA BUMI juga memamerkan hasil produk mereka dalam acara Gelar Karya yang diadakan di Universitas Swadaya Gunung Jati pada Mei 2025.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam mengembangkan produk olahan buah menteng ini. Harapannya, produk-produk ini bisa dipasarkan lebih luas dan menjadi oleh-oleh khas Majalengka,” tutup Moh. Arifin.
Proyek PETA BUMI merupakan contoh nyata bagaimana inovasi berbasis kearifan lokal dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pelestarian potensi daerah. Dengan pendekatan zero waste dan pemanfaatan sumber daya lokal, proyek ini menjadi model pengembangan produk daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan(*)